[Book Review] Not A Perfect Wedding – Asri Tahir

  • Judul : Not A Perfect Wedding
  • Penulis : Asri Tahir
  • Editor : Afrianty P. Pardede
  • Penerbit : Elex Media Komputindo
  • Tebal : 297 hlm
  • Tahun terbit : Mei 2015
  • ISBN : 978-602-02-5897-3

BLURB

Raina Winatama
Di hari pernikahanku, aku kehilangan mempelaiku. Bukan karena dia melarikan diri. Tapi dia pergi untuk selamanya.

Prakarsa Dwi Rahardi
Di hari pernikahanku, aku kehilangan mempelaiku. Bukan karena dia melarikan diri. Tapi aku harus pergi untuk selamanya.

Pramudya Eka Rahardi
Di hari pernikahan adikku, aku harus menjadi mempelai laki-laki. Menjalankan sebuah pernikahan yang harusnya dilakukan oleh adikku, Prakarsa Dwi Rahardi.

REVIEW

Dan tak ada satu pun dari mereka yang bisa mengelak dari takdir yang telah digariskan. Suka atau tidak, segalanya telah terjadi. Karena mulai sekarang, sebuah awal untuk kehidupan mereka yang baru akan dimulai. —hlm. 42

Sehari sebelum hari pernikahannya, Prakarsa Dwi Rahardi (Raka) mengalami sebuah kecelakaan mobil yang membuatnya harus meregang nyawa. Dan sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Raka meminta kakaknya—Pramudya Eka Rahardi (Pram)—untuk menggantikan dirinya menjadi mempelai pria bagi calon istrinya, Raina.

Raina yang yang tidak mengetahui jika orang yang menjadi suaminya bukanlah Raka, melainkan Pram—orang asing yang hanya ia ketahui sebagai kakak Raka yang telah lama menetap di London—begitu marah. Terlebih saat ia tidak diberitahu jika orang yang dicintainya ternyata telah meninggal, ia begitu merasa sedih dan kecewa terhadap keluarganya karena membohongi dirinya. Hanya kepada Pram—orang asing yang kini telah sah menjadi suaminya, Raina bisa membagi kesedihan akibat ditinggal Raka.

Awalnya Pram menikahi Raina hanya untuk memenuhi permintaan terakhir Raka. Karena demi kebahagiaan adiknya, Pram akan melakukan apapun. Namun seiring berlalunya waktu, rasa cinta mulai tumbuh di hati Pram. Kebersamaannya bersama Raina mulai menumbuhkan perasaan yang sempat ia kira tidak akan pernah datang lagi sejak Sashi—mantan Pram—pergi meninggalkannya. Bisakah Pram menggantikan posisi Raka di hati Raina?

Bagi Raina dunianya telah hancur sejak kematian Raka. Namun, karena perhatian yang selalu Pram berikan kepadanya membuat Raina perlahan-lahan mulai bisa bangkit kembali dan berusaha untuk menata ulang hidupnya.

Awalnya Raina tak ingin melanjutkan pernikahannya bersama Pram karena ia merasa pernikahan mereka sejak awal merupakan suatu kesalahan. Ia juga merasa tak akan ada cinta di antara mereka. Tapi karena kegigihan Pram yang tetap berusaha untuk mempertahankan pernikahan mereka, mau tak mau membuat hati Raina luluh. Dan ketika akhirnya cinta tumbuh di hati Raina, Sashi kembali hadir di hidup Pram. Sanggupkah Raina mempertahankan pernikahan mereka?


Pernikahan mereka tidak akan pernah sempurna dan mungkin akan selamanya begitu. Selalu ada celah yang tak kasatmata yang akan selalu menjadi bayang-bayang kehidupan mereka. —hlm. 264 

***

Sebenarnya tema pernikahan yang diangkat oleh Asri Tahir bukanlah tema yang baru, bisa dikatakan cukup banyak penulis yang menulisnya. Tapi di novel Not A Perfect Wedding ini, Asri cukup berhasil mengaduk-aduk emosiku saat membacanya. Membuatku merasa hampir menangis saat kepergian Raka yang begitu tragis, juga tak berhenti tersenyum ketika Pram memperlakukan Raina begitu manis demi menghilangkan kesedihan di hati Rain—panggilan sayang Pram karena Raina yang sering menangis.

Karakter-karakter di dalamnya pun begitu hidup. Aku paling suka interaksi yang terjadi di antara Raina dan kakaknya—Kak Arman dan Kak Pasha—yang walaupun sudah berumur, kelakuan mereka masih seperti anak kecil. Tidak malu untuk saling menggoda di tempat umum untuk menunjukkan kasih sayang antara adik dan kakak. Selain itu aku juga suka dengan karakter Pram yang begitu sabar menghadapi sifat-sifat Raina yang terkadang begitu manja dan keras kepala.

Menggunakan sudut pandang orang ketiga, membuatku lebih bisa menyelami perasaan masing-masing karakter di dalam novel. Seperti kesedihan dan kekhawatiran Raina, atau kegelisahan perasaan Pram.

Adegan yang menjadi favoritku adalah saat Pram membawa Raina berlibur—mungkin bisa dikatakan bulan madu walaupun tak banyak terjadi apa-apa—di Pulau Sangiang. Karena di situlah Pram dan Raina mulai saling terbuka dengan perasaan mereka masing-masing.

Penulisan alurnya yang pas, membuat cerita di dalamnya terasa begitu mengalir saat membacanya—dan tanpa sadar aku sudah menyelesaikannya hanya dalam beberapa jam saja.
Sayang masih ada beberapa typo di dalam novel, seperti penggunaan huruf miring yang tidak sesuai, pemberian spasi di tempat yang salah atau lupa memberi tanda petik dalam percakap. Walaupun tidak begitu mengganggu, alangkah baiknya jika kesalahan itu diperbaiki di cetakan selanjutnya (karena denger-denger Not A Perfect Wedding ini sudah cetak ulang dengan cover baru).

Namun di luar kekurangan tersebut, novel ini cukup direkomendasikan bagi penggemar novel romance. Namun aku sarankan untuk pembaca yang sudah 17+ sih, mengingat label Le Marriage yang sematkan dalam novel dan karena di dalamnya ada sedikit unsur dewasanya.

Overall, rating dariku untuk suami idaman seperti Pram
"Atas nama takdir, terkadang manusia bersembunyi dengan rasa takutnya. Menyalahkan keadaan sebagai rasa pelariannya. Untuk mereka yang percaya takdir, sang Sutradara selalu menyimpan kisah manis untukmu, meski dengan cara berliku."

Related Posts

Posting Komentar