[Book Review] Single Ville – Choi Yun Kyo


  •  Judul : Single Ville
  • Penulis : Choi Yun Kyo
  • Penerjemah : Krisnadiari
  • Editor : Kp Januwarsi
  • Proofreader : Dini Novita Sari
  • Desain Isi : Angelina Setiani, Frendy Putra
  • Penebit : HARU Media
  • Cetakan : I, Desember 2014
  • ISBN : 978-602-7742-43-7
  • Tebal : 308 hlm
  • Harga : Rp 52.800 (bukabuku.com)

BLURB

Di Tempat Ini Apa pun Mungkin Terjadi!
Kecuali Percintaan

Apakah Anda sudah lelah akan cinta?
Apakah Anda sudah bosan hidup Anda diganggu orang lain?
Inilah Single Ville, sebuah cottage yang modern.
Syaratnya hanya satu: single!
Mulailah sekarang juga, kehidupan yang menyenangkan tanpa cinta.

Enam orang, yang terdiri atas laki-laki dan perempuan, akan menjadi penghuni Single Ville. Mereka adalah orang-orang yang terpilih melalui persaingan ketat dengan tingkat persaingan 1:1000. Akan tetapi, yang menanti mereka di tempat itu bukanlah kehidupan yang tenang. Setiap hari berbagai peristiwa aneh dan misteius menimpa orang-orang yang memimpikan kehidupan lajang yang indah. Mulai dari jendela yang pecah, seorang penguntit meninggalkan tulisan aneh di kamar mandi, tersangka pembunuhan yang berkeliaran, dan... pelanggar peraturan utama Single Ville.

Akankah mereka menikmati ketenangan yang mereka dambakan?
Lalu, siapakah yang nantinya akan menerima hukuman karena jatuh cinta?

REVIEW

Single Ville adalah sebuah desa yang terdiri atas sebuah area peristirahatan dan enam buah cottage. Indahnya hutan pohon birch putih memagari tempat tersebut bagaikan tirai, yang memberi kenyamanan layaknya negeri dalam dongeng. Seluruh bangunan didirikan dengan menggunakan batang kayu, serta dilengkapi jendela besar dan perapian yang menambah keanggunannya. —hlm. 7


Novel Single Ville ini berkisah tentang berbagai peristiwa yang terjadi pada para penghuni Single Ville. Cerita berpusat pada Choi Yun Seong—seorang penulis buku yang memilih menyembunyikan identitas aslinya sebagai Seong Yun, penulis dongeng best seller di Korea—dan Kang Hyeon Ah—seorang ilustrator buku lepas yang memutuskan untuk hidup melajang setelah rencana pernikahannya dibatalkan secara sepihak oleh calon mempelai pria dan menyamar sebagai Im Seo Yeong agar bisa tinggal di Single Ville.

Takdir seolah memang ingin mempertemukan Yun Seong dan Hyeon Ah. Yun Seong tanpa sengaja bertemu dengan Hyeon Ah pertama kali saat ia akan bertemu dengan Myeong Bok—editor dimana ia bernaung. Yun Seong yang benci dengan keramaian yang biasa terjadi di dalam lift sebuah mall memilih untuk mamakai tangga darurat. Tapi di sana ia justru bertemu Hyeon Ah yang sedang menangis memakai sebuah gaun pernikahan setelah acara foto preweddingnya gagal akibat Oh Tae Ho membatalkan pernikahan mereka. Yun Seong yang tak ingin repot-repot berempati pada orang lain, memilih untuk melompati Hyeon Ah—seolah tak ada apa pun di sana.

Takdir kembali mempertemukan Yun Seong dengan Hyeon Ah sebagai penulis dan ilustrator dari seri dongeng monster terakhir yang sedang ditulis Seong Yun, meskipun mereka tak saling menyadari jika ternyata mereka juga bertetangga di Single Ville.

Choi Yun Seong memilih pindah ke Single Ville karena ia merasa sedikit socialphobia. Yun Seong sering mengalami sesak saat ia berada di dalam sebuah keramaian. Ia juga benci dengan tetangganya yang sering menggedor-gedor pintu apartemen saat ia sedang memutar musik untuk mencari inspirasi dalam bukunya.
"... Cinta dan menjalin hubungan... kedua hal itu membingungkan dan merepotkan. Karena benci pada hal itu makanya aku pindah ke cottage ini, jadi semua itu tidak ada hubungannya denganku." —hlm. 137
Yun Seong berharap ketika ia pindah ke Single Ville hidupnya akan jauh lebih damai dan tenang, tanpa harus melakukan banyak interaksi dengan tetangganya. Tapi Hyeon Ah yang menyamar menjadi Im Seo Yeong justru melanggar privasinya tanpa bisa ia cegah. Dan semakin ia ingin menolak kehadiran Seo Yeong—yang mengingatkan pada cinta Yun Seong saat muda—Yun Seong justru merindukan kehadirannya, dan mengkhawatirkan wanita yang sering bertindak ceroboh tersebut ketika tidak berada di sekelilingnya.
Bukankah umumnya semua hal akan menjadi hambar seiring bertambahnya umur kita? Sama seperti percintaan. Sudah jadi takdir manusia untuk sering mengalami kegagalan dalam percintaan. —hlm. 131
Awalnya Hyeon Ah begitu mengaggumi Seong Yun, namun kini ia jadi sangat membencinya. Karena terlalu bekerja keras menggarap ilustrasi buku Seong Yun, Hyeon Ah jadi sering membatalkan janji kencan dengan Tae Ho, dan itu membuat jarak di antara mereka semakin membentang. Secara tidak langsung Seong Yun-lah yang membuat pernikahan Hyeon Ah gagal.

Hyeon Ah menggantikan Seo Yeong untuk menempati rumah nomer 3 di Single Ville karena Seo Yeong harus menyelesaikan berbagai masalah yang sedang ia hadapi lebih dulu. Hyeon Ah mulanya merasa senang ketika ditawari untuk tinggal dan menyamar sebagai Seo Yeong sementara waktu di sana. Namun ketika salah seorang penghuni mengetahui penyamarannya, Hyeon Ah  menjadi ketakutan—apalagi jika sampai diusir karena ia sudah tidak punya tempat untuk dituju. Karena itulah Hyeon Ah jadi sering mengunjungi Yun Seong—tetangga pertama yang membantunya ketika terjadi insiden cat berdarah.
... menjalin hubungan adalah satu hal yang berbeda. Hubungan yang dibangun oleh dua orang sama dengan lahirnya sebuah kehidupan. —hlm. 242
Ilustrasi para tokoh di Single Ville. (dari kiri ke kanan) Jeong Mi In, Choi Yun Seong, Im Seo Yeong, Jeong Geon Woo, Go Seong Min.
Ilustrasi para tokoh di Single Ville. (dari kiri ke kanan) Lee Jeong Hyeok, Kang Hyeon Ah, Oh Tae Ho, Kang Min Ah, Jang Myeong Beok.
***

Novel Single Ville ini tak hanya bercerita tentang kisah romansa antara Yun Seong dan Hyeon Ah. Ada juga kisah Jeong Mi In—anak seorang konglomerat sukses di Korea Selatan sekaligus pemilik dan pendiri Single Ville. Mi In mencurahkan seluruh hidupnya untuk membesarkan Jang Geon Woo—penghuni rumah nomor 4—yang merupakan anak dari kakaknya yang telah meninggal karena kecelakaan ketika Geon Woo berusia 5 tahun.

Ada juga Go Seong Min—seorang mantan detektif—yang mencurigai keberadaan Viper—seorang pembunuh berantai perempuan lajang yang sudah bertahun-tahun diburunya—yang kemungkinan kini tinggal di Single Ville. Ketika sedang menyelidiki kemungkinan tersebut, ia justru menaruh perasaan kepada Jeong Mi In. Seorang wanita yang terlihat mandiri dan angkuh namun sebenarnya begitu rapuh. Selain itu, ada Lee Jeong Hyeok—penghuni rumah nomor 6—yang disukai adik Hyeon Ah, Kang Min Ah, namun ternyata Jeong Hyeok adalah seorang gay.

Tokoh yang menarik perhatianku di sini sejak awal adalah Im Seo Yeong, yang membuatku bertanya-tanya; siapakah sih dia sebenarnya? Kenapa sepertinya hampir sebagian besar penghuni Single Ville punya hubungan dengannya? Apakah Seo Yeong yang dikenal Hyeon Ah adalah juga mantan kekasih Yun Seong? Dan walaupun sudah menduga hubungan yang ada di antara para penghuni, rasanya tetap tidak menyangka saat mengetahui kebenaran dan reaksi masing-masing tokoh saat hal itu terungkap.

Menggunakan alur maju mundur terkadang sedikit membuatku kebingungan saat membacanya. Apalagi saat tiba-tiba terjadi pergantian alur dan tokoh, aku harus sedikit mengulang membacanya saat bagian tersebut.

Entah mengapa aku sedikit tersendat saat membaca terjemahan Single Ville ini. Entah karena naskah aslinya yang terkadang memang sedikit membingungkan alurnya sehingga penerjemahnya pun mengalami kesulitan saat menerjemahkannya, atau karena pikiranku sendiri yang sedang penuh sehingga aku tidak bisa langsung mencerna tiap kalimat di novel tersebut. (bahkan aku sampai harus mengulang membacanya dari awal lagi padahal sudah sampai sepertiga bagian buku)

Namun di luar kekurangan tersebut, Single Ville tetap menarik untuk dibaca. Single Ville bahkan mampu membuatku tersenyum-senyum sendiri di bagian ketika akhirnya Yun Seong menyadari perasaan cintanya pada Hyeon Ah. Yun Seong masih saja pura-pura bersikap dingin, padahal sebenarnya ia ingin sekali sekali memeluk dan mencium Hyeon Ah.
Cinta dan pertemuan, semua itu memerlukan timing yang tepat. —hlm. 296
Lalu bagaimana dengan peraturan utama yang ada di Single Ville, yang menyatakan bahwa tidak ada yang boleh berpacaran di sana? Apakah pada akhirnya para penghuni Single Ville akan terusir? Karena tiap penghuni ternyata justru mengalami indahnya perasaan yang bernama cinta saat mereka mulai tinggal di Single Ville.

Single Ville ini sangat direkomendasikan bagi pembaca yang menyukai novel romance. Apalagi yang sudah terkena Haru Syndrom, wajib sekali untuk dikoleksi.

Overall, rating dariku untuk sikap Yun Seong yang sering bertolak belakang dengan hatinya kepada Hyeon Ahdan sukses bikin senyum-senyum sendiri
Baik jatuh cinta karena wajah maupun terbawa suasana, yang namanya cinta jika sudah menetapkan orang tersebut sebagai tujuan akhir; maka kelebihan, kebenaran, dan kehidupan orang tersebut—semuanya akan tersedot masuk dalam black-hole dan terlempar ke dunia lain. —hlm. 192

2 komentar

Hai, terimakasih telah berkunjung. Silakan berkomentar yang sopan.
  1. wowwww ratingnya tinggi nih. Jadi pengen baca. Aku dulu menang GA novel ini, belum sempat dibaca novelnya malah menghilang entah kemana 😭😭

    terima kasih makasih banyak review yang sangat memberi
    gambaran ini

    BalasHapus
  2. wah sayang tuh kalo hilang. sama². terima kasih juga udah berkunjung 😆

    BalasHapus