[Book Review] A Werewolf Boy – Kim Mi Ri


  • Judul : A Werewolf Boy
  • Penulis : Kim Mi Ri
  • Penerjemah : Juliana Tan & Iingliana
  • Penerbit : Gramedia
  • Tebal : 208 hlm
  • ISBN : 978-979-22-9499-6
  • Harga : Rp 32.000 (bukabuku.com)

BLURB

Sepanjang malam aku menunggu matahari terbit di luar jendela
Karena begitu pagi tiba, aku bisa bertemu dengannya
Terima kasih karena telah menggenggam tanganku
Terima kasih karena menatap mataku
Terima kasih karena kau yang kunanti-nantikan akhirnya tiba di sini

Sepanjang hari aku menunggu bulan muncul di langit
Karena begitu malam tiba, aku bisa berbicara denganmu
Jangan lupakan janji kita
Jangan lupakan rahasia kita
Jangan lupakan betapa jantungku berdebar keras
Ketika menatap matamu
Betapa aku mencintai senyummu

Diangkat dari film melodrama paling sukses di Korea, A Werewolf Boy menceritakan kisah menyentuh Cheol Soo (diperankan Song Joong Ki) dan Kim Sooni (diperankan Park Boo Young). Cheol Soo yang selalu bertindak mengikuti naluri serigala, pelan-pelan berubah ketika diperkenalkan pada cinta oleh Kim Sooni. Akankah kisah mereka menemukan akhir bahagia?

REVIEW

"Kalau dipikir-pikir lagi, aku tidak berhak bahagia. Aku tidak berhak mencintai dan dicintai. Sementara kau menungguku sendirian di tempat ini, aku dilimpahi kebahagiaan. Aku melupakanmu." —hlm. 196
Kim Soo Ni harus pulang kembali ke Korea Selatan setelah hampir 50 tahun meninggalkan negara tersebut dan menetap di LA, Amerika, bersama dengan keluarganya sekarang. Ia terpaksa pulang setelah mendapat telepon dari kantor wilayah setempat yang ingin membeli rumah yang dulu sempat ia tinggali bersama Ibu dan adiknya saat ia masih remaja. Ditemani cucunya, Eun Joo, Soo Ni mengunjungi rumah penuh kenangannya untuk memutuskan apakah ia akan menjualnya atau tidak.

Menggunakan alur mundur, pembaca dibawa kembali ke masa dimana pertama kali Soo Ni pindah ke rumah barunya di pedesaan di bawah kaki Gunung Baek Woon. Soo Ni beserta Ibu dan adiknya, Soo Ja, harus pergi meninggalkan rumah dan apa yang mereka miliki di Seoul karena Ayahnya yang telah tiada, meninggalkan banyak hutang akibat usahanya yang hancur.

Soo Ni terpaksa harus pindah dari kehidupannya yang nyaman di Seoul ke sebuah desa yang yang cukup terpencil akibat masalah ekonomi yang menimpa keluarganya—juga penyakit TBC yang dideritanya.. Dengan bantuan ayah Ji Tae—teman ayah Soo Ni—mereka menempati sebuah rumah yang sudah tidak dihuni selama dua tahun. Dengan kondisi rumah yang sudah lama tidak terurus dan adanya sebuah gubuk yang terletak di dekatnya, membuat rumah itu terlihat begitu menyeramkan—seolah-olah seekor monster akan keluar dari sana saat malam tiba.

Awalnya Soo Ni merasa begitu jengkel atas nasib buruk yang menimpanya. Hidup barunya terasa mulai lebih menyenangkan saat ia bertemu dengan seorang pemuda pengemis kelaparan yang ditemukan Soo Ni dan Ibunya di pekarangan rumahnya. Awalnya mereka ingin menyerahkan pemuda tersebut kepada polisi, namun mengingat pemuda tersebut bahkan tidak bisa berbicara, Ibu Soo Ni merasa kasihan dan akhirnya memilih untuk menampung dan merawatnya. Ia akhirnya  memberi nama Cheol Soo pada pemuda tersebut.

Menggunakan sudut pandang orang ketiga, Kim Mi Ri membawa kita untuk menyelami apa yang sebenarnya dirasakan oleh Kim Soo Ni dan Cheol Soo. Kim Mi Ri juga berhasil menuturkan kembali kisah A Werewolf Boy ini melalui tulisannya. Ia begitu baik dalam mendeskripsikan apa yang dialami dan dirasakan Cheol Soo walaupun ia tak bisa bicara.

Terjemahannya pun begitu halus dan apik. Sehingga walaupun aku sudah pernah menonton filmnya (dan itu pun sudah lama sekali) penerjemah berhasil membuatku terhanyut dalam mengingat kembali tiap adegan yang terjadi di dalam film saat aku membaca bukunya.

Tokoh yang menjadi favoritku tentu saja Cheol Soo. Selain karena yang memerankan dalam film adalah Song Jong Ki, juga karena sifat polos yang dimiliki, serta aku merasa begitu kasihan dan sedih atas takdir yang harus ia jalani. Terlahir sebagai bahan percobaan ilmiah yang menggabungkan gen manusia dan serigala, membuatnya tumbuh layaknya bukan sebagai manusia. Saat ia akhirnya bisa hidup lebih layak dengan adanya Soo Ni dan keluarganya yang merawat dirinya, Ji Tae justru membongkar rahasianya sebagai seorang werewolf kepada orang-orang. Dan akibatnya, Soo Ni harus meninggalkannya demi menyelamatkan dirinya dari militer yang memburunya karena merasa Cheol Soo adalah makhluk berbahaya.
"Kebaikan? Jadi kau merasa kami harus menuruti semua keinginanmu hanya karena kau memberi keluarga kami rumah?" —hlm. 102
Tokoh yang paling menyebalkan di sini tentu saja Ji Tae. Tak punya sopan santun, pemaksa, sering bertindak kasar, pembohong. Sepertinya tak ada satu pun sifat baik dalam dirinya. Ji Tae begitu menginginkan Soo Ni menjadi istrinya, bukan karena ia mencintainya, tapi karena Soo Ni selalu tak acuh pada dirinya. Ia selalu merasa jika gadis-gadis yang awalnya jual mahal dan benci akibat sifat brengseknya, pada akhirnya akan jatuh cinta padanya saat ia menunjukkan kekayaan yang ia miliki. Tapi berbeda dengan Soo Ni, bahkan setelah ia memberikan rumah gratis padanya, Soo Ni tak juga patuh kepelukan Ji Tae. Dan itu justru membuat Ji Tae lebih menginginkan Soo Ni agar bisa menjadi miliknya.
Tetapi sampai Soo Ni tua dan beruban, di dalam hatinya ia masih merindukan Cheol Soo. Seperti Wendy yang merindukan Peter Pan... —hlm. 190
Cerita dalam novelnya sendiri tidak jauh berbeda dengan filmnya, dan yang sudah menontonnya pasti tahu bagaimana kisah Cheol Soo dan Soo Ni berakhir. Aku sempat menitikkan air mata pada saat mereka harus berpisah, juga saat akhirnya mereka bisa bertemu kembali. Rasanya sedih saat membayangkan rasa kesepian yang Cheol Soo alami ketika ia menunggu Soo Ni kembali.

Novel ini sangat direkomendasikan bagi penyuka literatur dari Korea, juga yang sedang mencari bacaan ringan dengan kisah romance dengan sedikit bumbu fantasy yang terasa sangat menyentuh dan lumayan mengharubiru.

Overall, rating dariku untuk cinta dan kesetiaan Cheol Soo pada Soo Ni

Related Posts

Posting Komentar