- Judul : (S) he is My Girl
- Penulis : Chynthia Yanetha
- Editor : Irna Permanasari
- Desain Cover : Orkha Creative
- Penerbit : Gramedia
- Cetakan : Ke-1, 2015
- Tebal : 240
- Harga : Rp 40.000 (bukabuku)
- My Rate : 2/5
Di kali keempatnya mengikuti audisi Akademi Golden Voices, meski sempat mendapatkan penolakan pahit dari Phillip − si Tuan Arogan yang menjadi salah satu juri − akhirnya Alexa berhasil lolos. Tapi… bukan tanpa syarat. Syarat itu bahkan begitu tak masuk akal. Bayangkan! ALEXA HARUS MENYAMAR JADI LAKI-LAKI!
Alasannya sederhana, karena Phillip menganggap Alexa sebagai itik buruk rupa yang tidak menarik menjadi perempuan, tapi cukup menarik sebagai laki-laki. Tawaran itu begitu tidak masuk akal, sekaligus begitu menggiurkan. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Alexa menerima tawaran itu. Lagi pula, Alexa memang sudah sering dikira laki-laki, jadi apa susahnya sih menyamar jadi laki-laki? Tapi, bagaimana jadinya kalau ternyata si Tuan Arogan malah jatuh cinta pada si Itik Buruk Rupa? Dan… apa iya, menyamar jadi laki-laki itu mudah seperti yang dibayangkannya?
Alexa terpaksa menyetujui syarat yang diajukan Philip—yang menyuruhnya menyamar sebagai kontestan laki-laki—agar ia bisa lolos audisi Akademi Golden Voice setelah tiga kali gagal. Alasannya sederhana, ia ingin membantu perekonomian keluarga dan ingin mencari keberadaan ayahnya yang telah lama menghilang.
Walaupun Alexa telah terbiasa berpenampilan laki-laki, ia masih ragu dengan penyamaran dan selalu takut ketahuan pada awalnya. Namun sebagai Alex, Alexa tidak mau menyerah dan selalu berusaha sebaik mungkin untuk berlatih agar ia tidak kalah dengan peserta lainnya. Apalagi mengingat perlakuan Philip yang sering merendahkannya membuat Alexa ingin menunjukkan bahwa ia juga punya talenta.
Philip yang awalnya begitu sinis dengan penampilan Alexa saat audisi, tanpa sadar mulai memperhatikan dan mengkhawatirkan keadaan gadis itu selama masa karantinya. Beberapa kali, tanpa sengaja ia justru menolong penyamaran Alexa saat hampir ketahuan. Seiring kebersamaannya sebagai salah satu mentor Alex di Akademi Golden Voice, membuat Philip tanpa sadar mulai jatuh cinta dengan Alexa dan ia semakin tidak bisa lagi menyangkalnya.
Saat segalanya telah berjalan lebih baik, dan bahkan Alex berhasil menjadi penyanyi favorit di pertandingan pertamanya, penyamarannya justru terbongkar. Bisakah Philip dan Alexa memperbaiki apa yang telah mereka mulai? Bisakah cinta mereka terus berlanjut mengingat hujatan yang diterima Alexa yang telah membohongi publik? Dan apakah akhirnya Alexa bisa menemukan ayahnya?
Ini adalah pertama kalinya aku membaca karya penulis. Awalnya aku tertarik karena melihat judul dan penulisnya yang sepertinya lumayan familier—yang ternyata adalah ilustrator sampul The Stolen Years dan webtoon SeoulMate. Saat membaca sinopsis ceritanya pun sepertinya cukup menjanjikan—mengingatkan beberapa judul drama Jepang dan Korea dengan tema sama. Tapi saat membaca beberapa halaman, ekspetasiku mulai terjun bebas."Melihatnya berusaha keras, mengetahui tekadnya yang kuat, tanpa sadar aku mulai peduli padanya. Aku melihatnya dari sudut pandang baru. Lama-kelamaan hanya dia yang terlihat. Bagaimana bisa aku tidakjatuh cinta kepada gadis seperti itu? Yang hanya ada satu di muka bumi." —hlm. 34
Sebenarnya ide yang diangkat Chynthia sebenarnya menarik, apalagi masih sedikit penulis lokal yang memilihnya. Tapi aku merasa penulis masih kurang menggali lebih dalam konflik cerita yang ditawarkan (S)he is My Girl ini.
Alurnya sendiri pun terkesan terlalu cepat dan dipaksakan. Di mulai dari proses Philip yang mulai memperhatikan sosok Alexa di awal keberadaannya di tempat karantina, sampai ia mulai jatuh cinta dengan Alexa. Biasanya kan kalau acara-acara macam akademi musik, rentang waktu untuk berlatih dan tampil perdana kan sekitar satu-dua minggu. Nah, masa Philip udah langsung menyatakan cintanya setelah Alexa tampil? Apalagi mengingat awalnya Philip yang sinis dan terkesan jijik dengan penampilan Alexa.
Paling sebel itu pas baca karakterisasinya Philip. Philip selalu digambarkan Alexa sebagai pria dingin, sombong dan keras. Aku rasa itu sama sekali tidak sesuai mengingat cara bicara Philip yang nyablak banget! Philip itu cerewet banget sebagai cowok yang terkesan dingin. Apalagi kalau mengingat umurnya yang bisa dibilang matang (29 tahun), harusnya ia lebih menjaga wibawanya. Terlebih dia merupakan juri yang paling disegani.
Ada adegan yang lumayan mengganggu saat Alexa terpaksa pergi menyembunyikan diri saat pada akhirnya ia ketahuan. Di halaman 205 tertulis "..., Alexa berdiri memeluk lututnya sambil..." mungkin kata "berdiri" seharusnya ditulis dengan "duduk".
Di luar kekurangan di dalam novel, ceritanya sendiri lumayan menghibur. Walaupun agak sebal dengan karakter Philip, sebenarnya, sikapnya yang sering bicara ngelantur saat ia sedang salah tingkah cukup bikin senyum-senyum. Penggunaan sudut pandang orang ketiga pun sangat pas, karena dengan begitu para pembacanya jadi tahu apa saja yang dialami oleh orang-orang di sekitar Alexa.
Yah, bagi pembaca yang sedang mencari novel bertema Young Adult dengan cerita ringan dan lumayan romantis, (S)he is My Girl ini cukup direkomendasikan kok.
Posting Komentar