".... Waktu bukanlah sesuatu yang bisa dikembalikan. Saat berikutnya mungkin merupakan jawaban atas doamu. Menolaknya berarti menolak bagian yang paling penting dari masa depan." |
image by Pinterest | edited by me |
Buku ini bercerita tentang Dor—manusia yang pertama kali memiliki hasrat untuk menghitung waktu di bumi, jauh sebelum bangsa manapun menemukannya. Tetapi karena keinginan tersebut, ia harus menerima hukuman terpenjara di dalam sebuah gua selama ribuan tahun oleh Tuhan.
Victor Delamonte, seorang pengusaha kaya raya yang terkena kanker stadium akhir. Dia divonis tak akan memiliki umur lebih lama. Padahal Victor menginginkan waktu lebih banyak. Dan karenanya, dia rela melakukan apapun agar bisa memilikinya.
Sarah Lemon, seorang gadis remaja yang sedang jatuh cinta. Dia berharap agar waktu bisa berhenti, dan dia bisa bersama dengan orang yang dicintainya lebih lama lagi.
Victor dan Sarah tak saling mengenal. Mereka bisa saling terhubung saat masa hukuman Dor berakhir, dan dia ditugaskan untuk mencari dan mengajarkan makna waktu yang sesungguhnya lewat mereka berdua.
Victor dan Sarah tak saling mengenal. Mereka bisa saling terhubung saat masa hukuman Dor berakhir, dan dia ditugaskan untuk mencari dan mengajarkan makna waktu yang sesungguhnya lewat mereka berdua.
"Kita semua mendambakan apa yang telah hilang dari kita. Tetapi kadang-kadang kita melupakan apa yang kita miliki."
Sebenarnya sudah cukup lama aku penasaran ingin membaca bukunya Mitch Albom. Beberapa kali punya keinginan untuk membelinya, tapi budget seringnya teralihkan untuk membeli buku yang lain. Untung sekarang bukunya sudah ada di iPusnas.
The Time Keeper, buku pertama yang aku selesaikan tahun ini. Buku ini ini mengangkat kisah tentang mitologi Sang Penjaga Waktu—yang digambarkan sebagai pria berjenggot dan memegang jam pasir guna mengendalikan waktu—yang ada di berbagai belahan dunia.
Melalui buku ini, aku mendapat banyak nasihat juga tamparan tentang sebagian besar orang (termasuk aku) yang mungkin lebih sering lalai dalam menggunakan dan memanfaatkan waktu yang kita miliki dengan sebaik-baiknya. Terkadang kita menginginkan waktu lebih lambat atau justru berharap agar cepat berlalu. Padahal segalanya telah ditetapkan, dan ketika menyadarinya kita hanya bisa menyesal telah menyia-nyiakan waktu kita.
Tetapi, seandainya kita memiliki waktu yang tak terbatas, semua hal justru terasa biasa saja dan tak ada yang istimewa. Karena tanpa pernah merasakan pengorbanan dan kehilangan, kita tidak akan menghargai apa yang kita miliki.
"Ada sebabnya Tuhan membatasi hari-hari kita.""Mengapa?""Supaya setiap hari itu berharga."
×××
Judul : The Time Keeper
Judul Alternatif : Sang Penjaga Waktu
Penulis : Mitch Albom
Penerjemah : Angelic Zaizai
Penerbit : GPU
Terbit : 2012
Baca via iPusnas
Posting Komentar