Menjadi seorang programmer artinya memiliki kendali yang besar, setidaknya setiap kesalahan bisa diperbaiki, dan itu cukup menenangkan. |
Background image by freepik | Edited by me |
Junia Padma bekerja sebagai web developer perempuan di OnePoint, dan setelah lima tahun bekerja di sana, ia menempati posisi sebagai backend developer. Sehari-hari Juni berkutat dengan algoritme untuk menyelesaikan pekerjaannya. Beban kerja yang menumpuk, sering membuatnya lembur bahkan di akhir pekan.
Pertemuannya dengan Bhisma—mantan pacar sahabatnya, Sandra—sebagai klien OnePoint, membawanya pada sebuah misi untuk memisahkan Sandra dan tunangannya yang brengsek, serta membuat Bhisma dan Sandra balikan lagi. Sayangnya Juni lupa memasang antivirus untuk misi tersebut, yang akhirnya membuat ia terinfeksi virus cinta dari rekan satu misinya.
Juni memiliki trauma masa lalu yang membuatnya skeptis dengan hubungan percintaan. Ia hobi flirting, tapi kabur saat ada yang ingin serius dengannya. Dan jatuh cinta dengan Bhisma, seperti kesalahan logika dan mengacaukan sistem dalam pengembangan website yang sedang dikerjakannya. Karena bagaimanapun, Bhisma adalah mantan pacar sahabatnya, dan logika dalam kepalanya terus-terusan memperingatkan jika rasanya akan aneh kalau mereka bertiga jalan bersama.
Saat Juni akhirnya menyerah dengan perhitungan algoritme dalam kepalanya dan memilih pasrah kepada perasaannya, sebuah fakta tentang Bhisma dan Sandra terkuak. Membuat Juni tercengang, murka dan mempertanyakan logika serta perasaan yang selama ini dimilikinya.
"... Setiap pikiran yang muncul di kepala itu spontanitas. Perlu diintervensi. Layak dikritisi dan layak dievaluasi dulu sebelum dipercayai."
Algoritme Rasa merupakan buku ketiga dari rangkaian Job Series yang diterbitkan oleh Penerbit Elex Media Komputindo. Buku ini membahas profesi seorang programmer (terutama pekerjaan seorang web developer) yang tentunya kurang diangkat di buku fiksi—apalagi untuk fiksi lokal. Pekerjaan yang biasanya lekat di mata orang awam sebagai pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh lelaki, digambarkan cukup jelas lewat Juni. Meski banyak istilah asing tentang profesinya, penulis telah menjelaskan istilah-istilah tersebut lewat catatan kaki, selain itu juga dijelaskan lewat pengandaian Juni yang menggunakan bahasa simpel dan mudah dimengerti. Melalui profesi Juni ini, sebagai pembaca aku jadi tahu susah senangnya bekerja sebagai web developer dan lebih paham bagaimana seorang web developer bekerja.
Baca juga:
Selain mengangkat profesi seorang web developer, buku Algoritme Rasa juga mengangkat pekerjaan seorang kurator lewat profesi Bhisma. Sayangnya profesi ini hanya sedikit disinggung (karena di sini Bhisma punya profesi bermacam-macam), tapi setidaknya aku jadi cukup paham tentang apa saja kerja seorang kurator, terutama kurator di Indonesia.
Algoritme Rasa ini memang menarik dibaca, namun sepertinya karena terlalu banyak konflik, aku sedikit bosan saat pertengahan cerita. Tapi saat bagian rahasia Bhisma-Sandra akhirnya terungkap, aku benar-benar tidak menyangka dengan plot twist-nya. Mulai dari sini cerita jadi kembali menarik tentu saja.
Alurnya lumayan lambat karena disisipi istilah-istilah dan penjelasannya tentang profesi Juni. Karakter para tokoh terasa nyata karena digambarkan dengan baik oleh penulis. Penggunaan sudut pandang orang ketiga membuat pembaca jadi lebih mudah memahami konflik dan para karakter di dalamnya.
Algoritme Rasa sebelumnya pernah terbit melalui wattpad sebelum dibuktikan. Yang ingin mencicipi ceritanya bisa membacanya di sini.
"... penerimaan setiap orang itu beda. Kadang apa yang kita anggap sebagai bentuk perhatian dan rasa sayang justru menyakitkan. Apa yang kita niatkan bercanda, ternyata melukai."
×××
Judul : Algoritme Rasa (Job Series #3)
Penulis : Pradnya Paramitha
Penyunting : M. L. Anindya Larasati
Desain Sampul : Sarah Aghnia
Penerbit : Elex Media Komputindo
Terbit : November 2019 (Cetakan I)
Tebal : 464 hlm.
Posting Komentar