"Kamu selalu mencari penjelasan logis, sementara kita kehabisan penjelasan rasional. Ini di luar kemampuan kita. Aku sudah menahannya sekian lama, sekarang aku tidak mampu lagi. Semakin aku mencari jawaban, justru aku menemukan hal-hal yang tidak masuk akal."
Mala hanyalah gadis cilik berusia 6 tahun yang tidak bersekolah karena keistimewaan yang dimilikinya. Mala sangat menyukai beruang dan suka membaca buku-buku Ensiklopedia—yang akan selalu diurutkan sesuai nomor jilidnya saat menyimpannya kembali.
Di rumah, Mala hanya tinggal dengan Winaya dan Nawai—ayah dan ibunya, tetapi dia seringkali membicarakan enam orang asing yang hidup bersama di dalam rumahnya. Mereka adalah Satira, Wilis, Tante Ana, Abuela dan si Kembar yang hanya bisa mendengar, melihat dan mencatat.
Nawai dan Winaya menganggap apa yang dilihat Mala hanyalah hantu—atau sekedar teman khayalan yang diciptakan Mala karena tak punya punya teman bermain selain orangtuanya. Namun, ketika mereka mulai menampakkan diri di depan Nawai, masihkah dia menganggap orang-orang yang selalu dibicarakan Mala hanyalah sebuah hantu? Apalagi ketika sesosok mayat wartawan ditemukan di dekat rumah mereka, Nawai harus mencari kebenarannya di tengah rasa kantuk yang semakin sering menyerangnya.
“Jiwa kita adalah rumah tanpa jendela dan pintu, anehnya kita pasti bisa keluar untuk berlarian di padang rumput, membebaskan tubuh kita, dan menyanyikan lagu para ilalang.”
Walaupun ide cerita Rumah Lebah bukanlah hal baru, tapi penulis mampu mengolah cerita dengan runut dan rapi. Plot twist-nya nggak ketebak karena beliau pandai mengecoh pembaca untuk memfokuskan ke hal-hal yang keliru.
Jalan cerita Rumah Lebah ini awalnya memang sempat membuatku bingung (terutama penggunaan alur maju mundur di awal). Bahkan aku sempat mengira kalau buku ini bergenre horor dan bikin males baca pas malem-malem (tbh, kurang suka baca horor menjelang tidur karena pasti kebawa mimpi 🙈). Namun seiring berjalannya cerita dan mulai paham alurnya, ceritanya page turner banget!
Karakterisasi dan penggambaran latar cerita begitu kuat dan misterius, plotnya pun rapi. Walaupun sudah bisa menebak inti cerita di pertengahan buku, pelaku utamanya sendiri benar-benar tidak terduga sampai segalanya terungkap.
Walaupun masih ada konflik yang masih terasa menggantung dan belum benar-benar terselesaikan, sepertinya penulis ingin membiarkan pembaca untuk mengimajinasikan sendiri penyelesaiannya.
Identitas Buku
- Judul : Rumah Lebah
- Penulis : Ruwi Meita
- Penyunting : Aprilia Wirahma
- Desain Sampul : Ikbar Munandar (garisinau)
- Penerbit : BIP
- Terbit : 30 September 2019
- Tebal : 284 hlm.
Posting Komentar
Posting Komentar