"Thunderhead": Ketika Kecerdasan Buatan Mengambil Alih Dunia

Betapa frustrasinya memiliki kekuatan begitu melimpah, namun tak kuasa menggunakannya saat diperlukan. (Thunderhead)

Beli buku Thunderhead di:

Gramedia.com | Shopee

Sinopsis 

Hampir satu tahun telah berlalu sejak ujian magang terakhir yang dihadapi Citra Terranova dan Rowan Damisch untuk menentukan siapa yang layak untuk menjadi seorang Scythe. Kini Citra telah resmi menjadi Scythe Anastasia dengan memakai jubah hijau tosca sebagai ciri warnanya.

Sedangkan Rowan sendiri telah keluar dari sistem. Kini ia mengasingkan diri dan berganti identitas menjadi Ronald Danield. Ia menjadi Scythe Lucifer dengan jubah sehitam kayu ebony. Dan Rowan pun menjadi buronan Scythedom karena membunuh dan membakar para Scythe korup jadi abu agar tidak bisa dihidupkan kembali.

Sebagai seorang Scythe baru, baik Scythe Anastasia maupun Scythe Lucifer tidak banyak disukai oleh Scythe lain. Anastasia dibenci karena memungut dengan belas kasih—dan terang-terangan menantang para Scythe Orde Baru dengan caranya memungut. Sedangkan Lucifer sendiri jelas tidak disukai dan diburu Scythe lain karena ia menjadi seorang Scythe dengan cara ilegal.

Tetapi meski telah menjadi seorang Scythe secara resmi, Citra dan juga Scythe Currie yang selama ini menjadi pembimbingnya tak luput dari ancaman. Ada pihak yang menginginkan kematian mereka, dan segala kejadian yang mengancam nyawa mereka seola-olah bahwa Rowan-lah yang merencanakannya.

Thunderhead tidak memiliki muslihat, dendam, agenda, dan selalu tahu apa tepatnya yang harus diucapkan. Thunderhead hadir sebagai simultan di mana pun di setiap komputer di dunia.

Di dunia utopia masa depan, Thunderhead merupakan sebuah komputer buatan yang bertugas menjaga agar populasi manusia tetap seimbang. Kapasitas penyimpanan kecerdasannya lebih besar dari cloud. Selama ini ia hanya menjadi pengamat saja, atau menjadi pembimbing para manusia jika mendapat masalah. Ia juga akan menghidupkan mereka kembali saat mati atau memudakan usia mereka.

Meski punya kekuatan yang setara dengan tuhan, kekuasaan Thunderhead juga punya batas. Thunderhead membutuhkan para Scythe di Scythedom untuk mengendalikan populasi manusia. Karena ia tidak diprogram untuk menghilangkan nyawa mereka. Selain itu Thunderhead juga dilarang mencampuri urusan dalam Scythedom.

Tetapi saat nyawa Citra dan Rowan terancam, Thunderhead tidak bisa hanya menjadi pengamat saja. Di dunia masa depan dimana kemanusiaan makin hancur dan para Scythe di Scythedom makin bobok, ia membutuhkan Citra dan Rowan untuk membawa perubahan yang lebih baik. Karena itu Thunderhead akan melakukan segala cara untuk menyelamatkan keduanya—meski harus mengorbankan banyak nyawa lainnya.

"Pilihan-pilihan kita tidaklah mudah—dan memang seharusnya demikian."

Ulasan

Thunderhead karya Neal Shusterman adalah sekuel dari novel Scythe yang sangat populer. Jika di buku pertama kita diperkenalkan dengan dunia di mana kematian telah diatasi dan para Scythe bertanggung jawab untuk "memanen" nyawa, maka di Thunderhead, kita akan melihat konsekuensi dari sistem ini dan perjuangan untuk menemukan keseimbangan baru.

Thunderhead melanjutkan kisah yang telah dimulai di Scythe dengan cara yang sangat menarik. Jika di Scythe kita diperkenalkan dengan konsep Scythe yang bertanggung jawab atas kematian dan dunia tanpa kematian, sedangkan Thunderhead menggali lebih dalam lagi implikasi dari sistem ini.

Berikut beberapa cara Thunderhead melanjutkan dan mengembangkan tema-tema yang sudah diperkenalkan di buku pertamanya:

▪️ Peran Thunderhead 

Jika di Scythe Thunderhead lebih berfungsi sebagai latar belakang, di novel kedua ini ia menjadi karakter utama. Kita melihat bagaimana kecerdasan buatan ini mulai mempertanyakan eksistensinya, tujuannya, dan bahkan mulai mengembangkan emosi. Ini adalah pengembangan karakter yang sangat menarik, terutama karena Thunderhead adalah sebuah AI.

▪️ Konflik Internal

Konflik internal yang dialami oleh para karakter semakin kompleks. Rowan, yang awalnya pemberontak, kini harus menghadapi konsekuensi dari tindakannya. Anastasia, yang awalnya ingin mengubah sistem dari dalam, kini dihadapkan pada pilihan yang sulit. Dan Thunderhead sendiri harus memilih antara mempertahankan status quo atau memulai perubahan besar.

▪️ Eksplorasi Moralitas

Tema moralitas yang sudah ada di Scythe semakin diperdalam. Dengan munculnya masalah baru dan konflik yang semakin kompleks, para karakter dipaksa untuk terus-menerus mempertanyakan apa yang benar dan salah. Konsep kematian yang telah dihapus juga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang mendalam.

▪️ Peran Teknologi 

Peran teknologi, khususnya kecerdasan buatan, semakin besar. Thunderhead tidak hanya menjadi pengontrol sistem, tetapi juga menjadi kekuatan yang dapat mengubah dunia. Novel ini mengajak kita untuk berpikir kritis tentang sejauh mana kita harus mengandalkan teknologi dan apa konsekuensinya.

▪️ Konsekuensi dari Sistem yang Sempurna

Jika di Scythe kita melihat keindahan dari dunia tanpa kematian, di Thunderhead kita melihat sisi gelapnya. Sistem yang sempurna ternyata tidak menjamin kebahagiaan dan keadilan. Novel ini menunjukkan bahwa tidak ada sistem yang sempurna dan selalu ada konsekuensi dari setiap tindakan.

Secara keseluruhan, Thunderhead berhasil melanjutkan cerita Scythe dengan cara yang sangat memuaskan. Novel ini tidak hanya memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul di buku pertama, tetapi juga membuka pintu untuk eksplorasi lebih lanjut. Kalau kamu menyukai Scythe, maka kamu pasti akan menyukai Thunderhead.

Apa yang Membuat Thunderhead Istimewa?

▪️Dunia Dystopian yang Kompleks: 

Shusterman berhasil menciptakan dunia yang begitu detail dan realistis, sehingga kita merasa seperti benar-benar hidup di dalamnya. Konsep kematian yang telah diatasi dan peran Scythe dalam "memanen" nyawa adalah ide yang sangat orisinal dan menarik untuk dijelajahi.

▪️Karakter yang Mendalam: 

Karakter-karakter dalam novel ini memiliki kompleksitas yang luar biasa. Rowan, Anastasia, dan Thunderhead masing-masing memiliki motivasi dan perjuangan yang berbeda-beda, membuat kita sebagai pembaca ikut merasakan apa yang mereka alami.

▪️Pertanyaan Filosofis: 

Novel ini tidak hanya menyajikan cerita yang menghibur, tetapi juga mengajak kita untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan besar tentang kehidupan, kematian, moralitas, dan peran teknologi dalam masyarakat.

▪️Plot yang Mencengangkan: 

Alur cerita yang penuh kejutan dan plot twist yang tak terduga membuat kita terus penasaran hingga halaman terakhir.

Thunderhead adalah sebuah novel yang wajib dibaca bagi para penggemar fiksi ilmiah. Novel ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menggugah pikiran dan memaksa kita untuk berpikir kritis tentang masa depan umat manusia. Jika kamu menyukai novel yang menggabungkan unsur petualangan, filsafat, dan teknologi, maka novel ini adalah pilihan yang tepat.

Identitas Buku 

  • Judul : Thunderhead
  • Seri : Arch of a Scythe #2
  • Penulis : Neal Shusterman
  • Penerjemah : Primadonna Angela
  • Penyunting : Reita Ariyanti
  • Desain Sampul : Robby Garsia
  • Penerbit : GPU
  • Terbit : Maret 2020
  • Tebal : 544 hlm. 

Posting Komentar

Hai, terimakasih telah berkunjung. Silakan berkomentar yang sopan.