[Review] "Convenience Store Woman", Definisi Normal Dalam Masyarakat

Ketika pagi datang, aku kembali menjadi pegawai minimarket, bagian dari masyarakat. Inilah cara satu-satunya agar aku bisa menjadi manusia normal.

freepik.com

Sejak kecil, Furukawa Keiko tidak mengerti mengapa burung yang mati di taman tidak boleh dibawa pulang dan dimakan ayahnya, atau mengapa ia justru dimarahi oleh guru karena berusaha menghentikan perkelahian teman sekelasnya dengan memukul mereka menggunakan sekop.

Keiko tidak bisa memahami definisi "normal" yang dianut oleh orang di sekitarnya. Keiko tidak mengerti, mengapa karena kelakuannya dia dianggap aneh. Satu yang dia tahu hanyalah label aneh yang dimilikinya membuat ia serba salah dan membuat orangtua dan adiknya bersedih.

Karena itu, Keiko memilih menjadi seorang yang pendiam dan mengamati sekitarnya untuk meniru kebiasaan apa yang dianggap lazim di lingkungannya agar tidak dianggap aneh lagi oleh orang di sekitar. Hingga, dia menemukan sebuah minimarket bernama Smile Mart di Kota Tokyo yang baru saja buka saat pulang kuliah dan memutuskan untuk menjadi pegawai paruh waktu di sana.

Kini Keiko telah bekerja sebagai pegawai paruh waktu di minimarket tersebut selama 18 tahun. Banyak pegawai yang datang dan pergi silih berganti selama dia bekerja. Jika orang-orang pada umumnya bosan dengan pekerjaan yang dimilikinya, Keiko justru menikmati bekerja sebagai pegawai paruh waktu di sana dengan rasa bahagia. Karena hanya di minimarket tersebut dia bisa menjadi "normal" dan bisa menjadi bagian dari masyarakat.

Tetapi, apakah hanya dengan menjadi seorang pegawai minimarket dengan status pegawai paruh waktu bisa terus membuatnya menjadi bagian masyarakat? Karena kini dia telah berumur 36 tahun, dan wanita seusianya telah banyak yang menikah, punya anak atau punya karier yang gemilang.

Sekarang, Keiko terancam dipisahkan dari dunia minimarket yang dicintainya selama ini, jika ingin terus menjadi bagian masyarakat normal. 

Menurutku jika ada sesuatu yang dianggap aneh, semua orang tanpa sungkan merasa berhak untuk ikut campur dan mereka berusaha mengungkap alasannya.

Apa sih sebenarnya definisi kehidupan normal bagi seseorang dalam sebuah masyarakat pada umumnya? Apakah mereka yang berhasil melewati fase lahir, tumbuh, bersekolah, kuliah (atau kerja), menikah, punya anak, rumah, cucu, lalu pensiun dan akhirnya meninggal? 

Meski urutannya tidak selalu seperti itu, kehidupan seperti itulah yang selama ini dianggap normal oleh masyarakat. Dan bagi yang tidak berhasil melewatinya maka orang tersebut dianggap tidak normal dan bukan bagian dari masyarakat?

Kurang lebih seperti itulah premis cerita yang diangkat oleh penulis melalui sosok Keiko di sini—yang sejak kecil mempunyai kecenderungan berpikir secara praktis dan mengabaikan kelaziman yang biasa kita rasakan saat berada di tengah masyarakat—jika dilihat dari kacamata sosial yang dipasangkan pada kita. 

Dunia normal adalah dunia yang tegas dan diam-diam selalu mengeliminasi objek yang dianggap asing. Mereka yang tak layak akan dibuang.

Minimarket di sini merupakan sebuah metafora bagi kehidupan masyarakat kita, dimana segala sesuatu di dalamnya ditata dan diatur sedemikian rupa. Mulai dari para pegawai yang dibekali prosedur yang membuat mereka bertindak dan berpikir sama dalam menjalankan pekerjaan, hingga barang-barang yang dijual di dalam minimarket pun diatur agar mudah diambil pengunjung. 

Sebab, barang yang tidak pada tempatnya akan diabaikan karena dianggap berbeda. Dan mereka yang berbeda seringnya tidak selalu diterima baik di minimarket maupun di masyarakat. Padahal menjadi berbeda belum tentu buruk, namun sayangnya masyarakat terlanjur membentuk sebuah sistem standar yang membuat kita terkadang takut jika tidak sama seperti yang lainnya.

Meski ada beberapa orang mampu memberontak dari sistem tersebut, tidak semuanya berakhir dengan baik. Bahkan beberapa di antaranya sering berakhir buruk dan mengundang cacian serta dikucilkan dari orang-orang sekitar.

Semua orang menghilangkan bagian-bagian dari hidupnya yang dianggap aneh oleh orang lain. Mungkin itulah yang disebut sembuh.

Identitas Buku

  • Judul                    : Convenience Store Woman
  • Judul Asli             : コンビニ人間
  • Judul Terjemahan : Gadis Minimarket
  • Penulis                  : Sayaka Murata
  • Penerjemah           : Ninuk Sulistyawati
  • Penyunting            : Karina Anjani
  • Editor Supervisi    : Siska Yuanita
  • Desain Sampul      : Orkha
  • Penerbit                 : GPU
  • Terbit                     : Agustus 2020 (Cetakan I) 
  • Tebal                      : 160 hlm.

Posting Komentar

Hai, terimakasih telah berkunjung. Silakan berkomentar yang sopan.