The Woman in Cabin 10

Bandara menyiratkan pekerjaan, pengecekan keamanan, dan penundaan. Pelabuhan menyiratkan... entahlah. Sesuatu yang lain sepenuhnya. Pelarian, barangkali.

Laura Blacklock (Lo) merupakan seorang jurnalis majalah wisata Velocity yang selama ini menanti untuk naik karir lebih tinggi, menggantikan atasannya Rowan. Dan kesempatan itu akhirnya datang saat Lo diminta meliput kapal pesiar mewah "Aurora" milik bangsawan kaya raya Richard Bulmer dan istrinya—Anne Bulmer, menggantikan Rowan yang sedang cuti hamil. 

Dalam pelayaran perdana Aurora, Richard mengundang pers dan beberapa kolega bisnisnya untuk mengikuti pelayaran secara gratis. Tentunya hal itu merupakan kesempatan sekali seumur hidup yang mungkin tidak akan pernah terjadi lagi bagi Lo. 

Sayangnya, beberapa hari sebelum keberangkatannya, terjadi insiden perampokan di flatnya. Karena kejadian tersebut, Lo jadi mudah terkena serangan panik serta klaustrofobia yang dulu dideritanya muncul kembali. Akibatnya, Lo jadi kecanduan alkohol untuk meredam serangan paniknya. Meski begitu, kejadian itu tidak menyurutkan niat Lo untuk hadir dalam pelayaran tersebut. 

Di Aurora, Lo menempati kabin nomor 9. Dan pada tengah malam saat dia berada dalam pengaruh alkohol, Lo mendengar suara ceburan dari kamar sebelahnya. Wanita penghuni kabin nomor 10 yang beberapa waktu sebelumnya Lo temui menghilang. Saat Lo bertanya pada tamu yang lain dan melaporkan pada kru, Lo dianggap berkhayal, karena sejak berangkat kabin 10 tak berpenghuni. Benarkah Lo hanya berhalusinasi akibat obat-obatan dan alkohol yang dikonsumsinya? 

Biar bagaimanapun, kita menyimpan pikiran hanya di dalam hati saja karena suatu alasan—karena pikiran pribadi tidak aman untuk diumbar kepada publik. 

Sejak membaca sinopsis The Woman in Cabin 10, aku sudah merasa kalau premis cerita memang agak mirip-mirip dengan The Woman in The Window milik A.J. Finn, tentang seorang wanita pecandu alkohol dan obat penenang, yang bertemu dengan seorang wanita yang dianggap khayalan oleh orang lain karena kecanduan yang dimiliki si tokoh utama. Tetapi tenang, buat yang sudah ataupun belum baca The Woman in The Window, karena jalan cerita kedua buku jauh berbeda.

Sejak awal, buku ini memang menarik untuk dibaca. Secara perlahan, penulis mengajak pembaca untuk masuk dan menyelami isi kepala Lo melalui sudut pandang orang pertama.  

Sayangnya, mengetahui cara berpikir karakter Lo ini juga bikin frustrasi dan cukup menyebalkan, karena narasi yang seringkali diulang-ulang dan sebagian besar cerita berpusat pada perasaan dan perspektif Lo yang tidak stabil serta rasa pusingnya akibat kurang tidur dan terlalu banyak alkohol yang dikonsumsinya. Membaca 2/3 bagian buku ini terasa lumayan melelahkan. 

Meski begitu, penulis cukup pandai membuat pembaca penasaran dengan ceritanya. Pembaca dihadapkan pada lapis demi lapis cerita yang perlu diikuti dengan sabar untuk mengungkapkan kebenarannya. Pembaca dibuat terombang-ambing membedakan mana yang nyata dan mana yang bukan melalui perspektif Lo—mana yang sebenarnya cuma perasaan saja dan mana kejadian yang benar-benar nyata.

Buat kamu yang suka novel thriller, The Woman in Cabin 10 ini bisa jadi referensi bacaan untuk menemani libur akhir tahun. Misteri yang disuguhkan akan memberikan pengalaman membaca yang bakal membekas di benak kita.

"Tentu saja. Sungguh menggairahkan. Aku betul-betul berpendapat kita bertanggung jawab untuk memeras seluruh saripati kenikmatan hidup. Tidakkah menurut kalian demikian? Jika tidak, hidup ini tak ubahnya perjalanan berat tak menyenangkan untuk menyongsong maut belaka."   

"... kita semua bertanggungjawab atas perbuatan kita masing-masing. Kita semua bisa merasa takut. Tapi coba katakan. Masa kita tega berbuat begitu terhadap orang lain—mengurungnya, memenjarakannya—saking takutnya dirimu, saking terintimidasinya dirimu?"

Identitas Buku 

  • Judul : The Woman in Cabin 10
  • Pengarang : Ruth Ware
  • Penerjemah : Reni Indardini
  • Penyunting : Yuli Pritania
  • Penerbit : Noura Books
  • Terbit : Mei 2018, Cetakan ke-2
  • Tebal : 484 halaman
  • ISBN : 978-602-385-284-0

Posting Komentar

Hai, terimakasih telah berkunjung. Silakan berkomentar yang sopan.