[Review] "Diary of a Void": Ketika Hamil Palsu Jadi Pelarian dari Rutinitas Membosankan

Posting Komentar
"Mungkin aku tidak hamil, tapi aku sedang mengandung sesuatu. Sesuatu yang tumbuh di dalam diriku, sesuatu yang ingin keluar."
Review Buku Diary of A Void

Beli buku Diary of a Void di Gramedia / Shopee

Sinopsis Diary of a Void 

Shibata, seorang karyawati di sebuah perusahaan pipa kertas, merasa hidupnya hampa dan monoton. Rutinitas kerja yang membosankan, hubungan yang hambar dengan pacar dan teman-temannya, serta ekspektasi sosial yang membebaninya sebagai seorang perempuan, membuat Shibata merasa terjebak dalam kehampaan.

Suatu hari, Shibata secara impulsif mengumumkan kepada bosnya bahwa dia hamil. Kebohongan kecil ini, yang awalnya hanya dimaksudkan sebagai pelarian sesaat, justru mengubah hidupnya secara drastis. Shibata mulai menikmati 'hak istimewa' yang didapat ibu hamil, mulai dari jam kerja yang lebih fleksibel, perhatian lebih dari rekan kerja, hingga dibebaskan dari tugas-tugas tambahan yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya.

"Aku tidak tahu apa yang aku inginkan, tapi aku tahu apa yang tidak aku inginkan. Aku tidak ingin kembali ke kehidupan lamaku."

Shibata mendapati dirinya menikmati 'kebebasan' barunya. Dia mulai mengikuti kelas senam hamil, berinteraksi dengan ibu-ibu hamil lainnya, dan bahkan merenungkan tentang kehidupan dan identitasnya dengan cara yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Namun, seiring berjalannya waktu, Shibata mulai mempertanyakan apakah kebohongan ini benar-benar bisa menjadi solusi untuk mengatasi kehampaan hidupnya. Dia merasa terjebak dalam kebohongannya sendiri, dan mulai meragukan apakah dia bisa terus mempertahankan kepura-puraannya ini.

"Bahkan jika itu bohong, itu adalah tempatku sendiri. Itu sebabnya aku akan mempertahankannya. Tidak perlu menjadi kebohongan besar—cukup besar untuk satu orang."

Ulasan Diary of a Void

Dalam dunia yang semakin menuntut dan penuh tekanan, terkadang kita semua mendambakan pelarian, sebuah jalan keluar dari rutinitas yang monoton dan perasaan hampa yang menggerogoti. Novel "Diary of a Void" karya Emi Yagi menawarkan sebuah kisah yang relevan dengan pengalaman banyak orang, mengajak kita merenungkan tentang makna hidup, identitas diri, dan bagaimana kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.

Tema yang Unik dan Relate dengan Kehidupan Sehari-hari

Novel ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Shibata yang merasa terjebak dalam rutinitas yang membosankan. Kehidupan Shibata yang monoton dan kehampaannya adalah hal yang sangat relate dengan banyak orang di dunia nyata.

Shibata memilih cara yang agak unik untuk 'melarikan diri' dari rutinitas yang membosankan, yaitu dengan pura-pura hamil. Cerita ini memberikan sudut pandang yang baru dan segar tentang bagaimana orang bisa beradaptasi dengan situasi yang sulit.

Pergulatan Batin yang Mendalam

Novel ini berhasil menggambarkan pergulatan batin Shibata dengan begitu jujur dan mendalam. Kita diajak untuk menyelami pikiran dan perasaannya, memahami alasan di balik keputusannya yang 'nekat', dan ikut merasakan konflik batin yang dia alami.

"Kebohongan itu seperti balon. Semakin besar kamu meniupnya, semakin besar kemungkinan ia akan meledak."

Kritik Sosial yang Tajam

Novel ini juga menyajikan kritik sosial yang tajam, terutama tentang ekspektasi masyarakat terhadap perempuan. Shibata merasa terbebani oleh peran gender yang 'diharapkan' darinya, dan kehamilan palsu ini menjadi semacam bentuk pemberontakannya terhadap norma-norma sosial yang membelenggu.

Renungan Bagi yang Merasa Terjebak Rutinitas

"Diary of a Void" adalah bacaan yang menggugah dan menggelitik, mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti hidup dan menemukan keberanian untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Novel ini sangat cocok bagi mereka yang pernah merasa terjebak dalam rutinitas, meragukan identitas diri, atau mencari makna yang lebih dalam dalam kehidupan mereka. 

Dengan gaya bahasa yang santai dan cerita yang relevan, "Diary of a Void" adalah bacaan yang menghibur sekaligus memberikan wawasan berharga tentang perjuangan manusia dalam menghadapi kehampaan dan menemukan jalan menuju kebahagiaan sejati.

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi aku tidak takut. Aku siap menghadapi apapun yang akan datang."

Identitas Buku

  • Judul                        : Diary of a Void
  • Judul Asli                : Kushin Techo
  • Penulis                     : Emi Yagi
  • Penerjemah              : Asri Pratiwi Wulandari
  • Penyunting              : Ika Yuliana Kurniasih, Dhewiberta Hardjono
  • Desain Sampul        : Robby Andrian
  • Penerbit                    : Bentang Pustaka
  • Terbit                        : Januari 2024
  • Tebal                         : 194 hlm.

Related Posts

Posting Komentar