[Rekomendasi] Kisah-Kisah yang Terpendam: Menyelami Gerakan 30 September Lewat Lensa Fiksi

Posting Komentar
Rekomendasi Novel berlatar Tragedi g30s/pki

Pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana rasanya hidup di tengah pusaran peristiwa bersejarah yang begitu kelam seperti Gerakan 30 September? Bagaimana jika kita bisa mengintip masa lalu, bukan lewat buku sejarah yang kaku, tapi lewat cerita-cerita fiksi yang menghanyutkan?

Nah, kali ini kita akan menjelajahi beberapa novel yang mengambil latar belakang peristiwa G30S. Lewat kisah-kisah rekaan ini, kita bisa merasakan denyut nadi kehidupan masyarakat yang terombang-ambing di tengah ketidakpastian, serta menyaksikan bagaimana sejarah besar mempengaruhi kehidupan individu-individu biasa. Penasaran? Yuk, kita simak daftar rekomendasinya!

1. Pulang - Leila S. Chudori

Novel ini mengisahkan Dimas Suryo, seorang pemuda yang terpaksa mengasingkan diri ke Paris setelah ayahnya dituduh terlibat G30S. Setelah puluhan tahun, ia memutuskan untuk pulang ke Indonesia, menghadapi masa lalu yang selama ini ia hindari. Dengan bahasa yang indah dan alur cerita yang memikat, "Pulang" mengajak kita merenungkan arti rumah, keluarga, dan pengampunan di tengah luka sejarah yang mendalam.

Beli buku Pulang karya Leila S. Chudori di ShopeeGramedia  

2. Amba - Laksmi Pamuntjak

Amba adalah seorang perempuan yang mencari keberadaan suaminya yang hilang setelah peristiwa G30S. Perjalanannya membawanya mengungkap rahasia-rahasia kelam masa lalu, sekaligus mempertanyakan arti cinta dan kesetiaan di tengah gejolak sejarah. Novel ini menghadirkan potret Indonesia pasca G30S yang penuh luka dan trauma, namun juga menyiratkan harapan akan rekonsiliasi dan penyembuhan.

Beli buku Amba karya Laksmi Simanjuntak di ShopeeGramedia  

3. Bumi Manusia - Pramoedya Ananta Toer

Meskipun tidak secara langsung bercerita tentang G30S, "Bumi Manusia" memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kolonial, yang menjadi salah satu akar dari konflik sosial-politik yang memuncak pada peristiwa G30S. Melalui kisah cinta Minke dan Annelies, Pramoedya menggambarkan perjuangan melawan penindasan dan ketidakadilan, serta semangat nasionalisme yang berkobar di tengah masyarakat.

Beli buku Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer di ShopeeGramedia  

4. Ronggeng Dukuh Paruk - Ahmad Tohari

Novel ini mengisahkan Srintil, seorang ronggeng yang hidupnya terombang-ambing oleh perubahan zaman dan konflik politik, termasuk peristiwa G30S. Dengan latar belakang kehidupan pedesaan yang kaya warna, "Ronggeng Dukuh Paruk" menggambarkan bagaimana masyarakat kecil berusaha bertahan di tengah gejolak sejarah yang tak terelakkan.

Beli buku Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari di Shopee / Gramedia 

5. Gadis Kretek - Ratih Kumala

Di tengah aroma cengkeh dan tembakau, tersimpan kisah cinta dan rahasia keluarga yang terjalin erat dengan sejarah Indonesia. "Gadis Kretek" mengajak kita menyusuri jejak masa lalu, dari era kolonial hingga pergolakan politik pasca G30S, melalui kisah tiga saudara yang mencari cinta sejati sang ayah.

Beli buku Gadis Kretek karya Ratih Kumala di Shopee / Gramedia 

6. Senja di Jakarta - Mochtar Lubis

Novel ini melukiskan potret Jakarta pada masa pergolakan politik pasca G30S. Melalui kisah seorang wartawan idealis bernama Saimun, Mochtar Lubis mengkritik korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan kemunafikan yang merajalela di kalangan elite politik.

Beli buku Senja di Jakarta karya Mochtar Lubis di ShopeeGramedia  

7. Cantik Itu Luka - Eka Kurniawan

Dengan gaya bercerita yang magis dan penuh alegori, Eka Kurniawan menghadirkan kisah Dewi Ayu, seorang perempuan yang terjebak dalam lingkaran kekerasan dan eksploitasi, dari masa penjajahan Jepang hingga Orde Baru. Novel ini menyentuh tema-tema sensitif seperti prostitusi, trauma, dan perjuangan perempuan di tengah sejarah yang penuh gejolak.

Beli buku Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan di ShopeeGramedia  

8. Larung - Ayu Utami

Berlatar belakang peristiwa 1965 dan pembantaian massal yang mengikutinya, "Larung" mengisahkan perjalanan seorang perempuan bernama Larung yang mencari jati dirinya dan menghadapi trauma masa lalu. Novel ini menggugat narasi sejarah yang dominan, serta menyuarakan pengalaman mereka yang terpinggirkan dan dilupakan.

Beli buku Larung karya Ayu Utami di ShopeeGramedia  

9. Para Priyayi - Umar Kayam

Melalui kisah keluarga priyayi Jawa yang mengalami perubahan sosial dan politik dari masa kolonial hingga Orde Baru, "Para Priyayi" menggambarkan konflik antara tradisi dan modernitas, serta perjuangan mempertahankan identitas di tengah arus perubahan zaman.

Beli buku Para Priyayi karya Umar Kayam di ShopeeGramedia  

10. Jalan Lain ke Roma - Iksaka Banu

Dengan sentuhan humor dan ironi, Iksaka Banu menghadirkan kisah petualangan dua pemuda Indonesia yang terdampar di Eropa pada masa Perang Dingin. Novel ini menyentil isu-isu politik dan sosial, termasuk dampak peristiwa G30S terhadap hubungan Indonesia dengan negara-negara lain.

Beli buku Jalan Lain ke Roma karya Iksaka Banu di ShopeeGramedia  

11. The Year of Living Dangerously - Christopher Koch

Novel ini mengisahkan seorang wartawan Australia bernama Guy Hamilton yang meliput peristiwa G30S di Jakarta. Dengan latar belakang politik yang tegang dan penuh intrik, Koch menggambarkan bagaimana peristiwa tersebut mempengaruhi kehidupan orang asing di Indonesia, serta hubungan antara Indonesia dan dunia internasional. 

Beli buku The Year of Living karya Christopher Koch di ShopeeGramedia  

***

Itulah beberapa rekomendasi buku fiksi yang mengambil latar belakang Gerakan 30 September. Melalui kisah-kisah ini, kita diajak untuk menyelami masa lalu yang kelam, memahami kompleksitas sejarah, dan merenungkan dampaknya terhadap kehidupan individu dan masyarakat. Selamat membaca!

Related Posts

Posting Komentar