Dalam dunia yang sempurna, segalanya akan menjadi hitam atau putih, benar atau salah, dan semua orang akan tahu bedanya. Tapi ini bukan dunia yang sempurna. Hal-hal yang mengerikan terjadi, dan orang-orang yang seharusnya tahu bedanya seringkali tidak tahu.
Beli buku Unwind: Pemisahan Raga di sini / di sini.
Pernah kebayang nggak sih, hidup di dunia di mana remaja bisa dibongkar pasang kayak robot? Bukan buat mainan, tapi beneran diambil organ tubuhnya buat ditransplantasi ke orang lain! Welcome to the world of Unwind!
Di novel dystopian karya Neal Shusterman ini, kita diajak ke Amerika di masa depan, di mana aborsi dilarang, tapi ada solusi "cerdas" buat ngatasin populasi remaja yang membludak: Unwinding. Jadi, orang tua bisa "menyerahkan" anak mereka yang berusia 13-18 tahun untuk di-unwind.
Sinopsis Unwind: Pemisahan Raga
Di dunia distopia masa depan, Amerika Serikat dilanda perang saudara kedua yang dipicu oleh perdebatan sengit mengenai aborsi. Sebagai solusi kompromis, diberlakukanlah Undang-Undang Pemisahan Raga yang mengizinkan orang tua untuk "menyerahkan" anak mereka yang berusia 13 hingga 18 tahun untuk menjalani proses "unwinding".
Unwinding adalah prosedur medis yang memisahkan tubuh remaja dan mentransplantasikan organ-organ mereka ke penerima yang membutuhkan. Meskipun secara teknis remaja tersebut tidak "mati", identitas dan kesadaran mereka lenyap selamanya.
Novel ini mengikuti kisah tiga remaja yang berusaha melarikan diri dari nasib menjadi "unwind":
Connor Lassiter—seorang remaja pemberontak yang dianggap bermasalah oleh orang tuanya. Ia menemukan dokumen yang membuktikan bahwa ia akan di-unwind dan memutuskan untuk melarikan diri.
Risa Ward—seorang yatim piatu yang "dibuang" oleh panti asuhan karena dianggap tidak berbakat dan menjadi beban finansial.
Lev Calderon—seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga religius dengan keyakinan bahwa unwinding adalah bentuk pengorbanan yang mulia. Ia awalnya menerima nasibnya, namun kemudian mulai mempertanyakan keyakinannya.
Ketiga remaja ini bertemu dalam pelarian mereka dan bersama-sama menghadapi berbagai rintangan dan bahaya. Mereka harus menghindari para "pemungut", yaitu orang-orang yang bertugas menangkap remaja yang melarikan diri, serta berjuang untuk bertahan hidup di dunia yang menganggap mereka hanya sebagai kumpulan onderdil berjalan.
Unwind mengeksplorasi tema-tema hak asasi manusia, identitas, dan moralitas dalam konteks sebuah masyarakat distopia yang mengerikan. Shusterman menciptakan dunia yang detail dan meyakinkan, dengan karakter-karakter yang kompleks dan relatable. Plot yang penuh aksi dan ketegangan menjaga pembaca tetap terlibat hingga akhir cerita.
Melalui perjuangan Connor, Risa, dan Lev, Unwind mengajak pembaca untuk merenungkan nilai kehidupan dan mempertanyakan batas-batas etika dalam sebuah masyarakat yang semakin maju namun juga semakin kejam.
Terkadang satu-satunya cara untuk menjaga dirimu tetap utuh adalah dengan menghancurkan dirimu sendiri.
Ulasan Unwind: Pemisahan Raga
Bayangkan sebuah dunia di masa depan di mana para remaja bukanlah manusia, melainkan sebuah komoditas dimana tubuh mereka diurai dan organ-organ mereka "didonasikan" ketika berumur 13-18 tahun dengan kondisi dan syarat tertentu. Dan praktik ini dianggap sebagai jalan tengah yang memuaskan—menghindari aborsi sekaligus "memanfaatkan" jiwa-jiwa muda. Di sinilah Neal Shusterman membangun Unwind, sebuah novel distopia mencekam yang mengguncang jiwa dan pikiran.
Kalau tidak salah ingat, dulu "Unwind" merupakan novel kedua dari penulis yang aku baca setelah membaca "Schyte", dan belakangan ini dibaca ulang karena kabarnya akan diadaptasi ke layar lebar. Dan setelah baca ulang, Neal Shusterman ini sangat brilian karena bisa menciptakan sebuah "dunia" fantasi yang begitu nyata dan mempertanyakan nilai-nilai kemanusiaan yang fundamental.
Jika di "Schyte" pembaca akan dibawa ke dunia di mana manusia tidak bisa mati karena kemajuan teknologi kesehatan (dan hanya bisa mati jika dicabut nyawanya oleh para Schyte), sedangkan di "Unwind" tubuh para remaja dipotong-potong dan potongan tubuh tersebut didonasikan bagi yang membutuhkan.
Plot yang Memikat dan Penuh Kejutan
Plot Unwind bergulir dengan menegangkan seiring perjalanan Connor, Risa, dan Lev menghindari para "pemungut" yang memburu mereka. Shusterman dengan cerdik menjalin petualangan mereka melalui berbagai setting yang berbeda, mulai dari jalan raya yang penuh bahaya hingga "Graveyard", sebuah tempat persembunyian rahasia bagi para unwind yang melarikan diri.
Plot dipenuhi dengan kejutan dan peristiwa yang tak terduga, memaksa para karakter untuk terus beradaptasi dan membuat keputusan sulit yang akan mempengaruhi nasib mereka. Intrik politik, pergolakan batin, dan aksi yang mendebarkan berpadu dengan harmonis, menciptakan sebuah narasi yang sulit dilepaskan. Shusterman tidak segan-segan untuk mengeksplorasi konsekuensi yang brutal dan realistis dari dunia Unwind, menciptakan pengalaman membaca yang intensif dan berkesan.
Hati manusia adalah lautan rahasia, tempat mimpi dan ketakutan berenang bersama.
Karakter yang Kompleks dan Manusiawi
Neal Shusterman menghidupkan "Unwind" dengan karakter-karakter yang beragam dan penuh dinamika. Connor Lassiter, remaja pemberontak yang awalnya egois, berkembang menjadi sosok yang peduli dan rela berkorban. Risa Ward, si gadis yatim piatu yang tangguh, belajar untuk mempercayai orang lain dan menemukan kekuatan dalam dirinya. Lev Calderon, yang dipersiapkan untuk "dikorbankan", mengalami pergolakan batin dan mempertanyakan keyakinan yang ditanamkan sejak kecil.
Tak kalah menarik, karakter-karakter pendukung seperti Roland si pengganggu, Hayden si penghuni Graveyard yang misterius, dan Pastor Dan yang berusaha menyelamatkan para Unwind, memberikan warna dan kedalaman tersendiri pada narasi. Shusterman dengan cerdas mengeksplorasi perkembangan karakter mereka, mengungkapkan motivasi, konflik batin, dan transformasi yang mereka alami di tengah situasi yang penuh tekanan.
Jangan pernah menyerah pada apa yang kamu yakini, bahkan ketika seluruh dunia menentangmu.
Gaya Penulisan yang Memukau
Neal Shusterman dalam "Unwind" dengan cekatan mengolah alur cerita yang berlapis dan penuh kejutan. Ia menjaga tempo cerita tetap dinamis, bergantian antara aksi yang mendebarkan dan momen introspektif yang mendalam. Shusterman piawai dalam menciptakan suasana yang hidup, membawa pembaca masuk ke dalam dunia Unwind yang kompleks.
Deskripsi setting yang tajam dan imajinatif, baik itu kengerian "Rumah Penuaian" maupun kehangatan "Graveyard", meningkatkan pengalaman membaca dan memberikan kedalaman emosional pada narasi. Penggunaan sudut pandang orang ketiga bergilir memungkinkan pembaca untuk menyelami pikiran dan perasaan setiap karakter, menciptakan koneksi yang kuat dan meningkatkan intensitas drama.
Bacaan Filosofis yang Menggugah Pikiran
"Unwind" adalah sebuah bacaan yang wajib bagi siapa pun yang tertarik dengan isu-isu sosial, politik, dan etika. Shusterman dengan mahir menggabungkan cerita yang mendebarkan dengan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang menggugah pikiran. Novel ini meninggalkan kesan yang mendalam, memaksa kita untuk merenungkan hakikat kemanusiaan dan mempertanyakan nilai-nilai yang kita pegang teguh.
"Unwind" cocok bagi pembaca dewasa muda dan dewasa yang mencari bacaan yang menghibur sekaligus merangsang pemikiran kritis. Dengan tema yang relevan dan penuh gaya, "Unwind" pasti akan membuat Anda terpikat dan merenung lama setelah membaca halaman terakhir.
Hidup itu sendiri adalah keajaiban. Unwinding adalah cara untuk membagikan keajaiban itu.
Identitas Buku
- Judul: Unwind: Pemisahan Raga
- Judul Asli: Unwind
- Seri: Unwind Dystology #1
- Penulis: Neal Shusterman
- Penerjemah: Mery Riansyah
- Penyunting: Barokah Ruziati
- Desain Sampul: Martin Dima
- Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
- Terbit: Cetakan ke-2, Mei 2016
- Tebal: 456 hlm.
Unwind memang seruuuuu. Ga sabar mau baca review Mbak setelah baca Unwholly dan Undivided juga XD
BalasHapus