Serius ya. Orang-orang bicara seolah akal sehat, insting, moral, dan sebagainya hal yang konstan. Tapi menurutku, sebenarnya hal-hal itu berubah. Bukan baru saja berubah seperti yang kaurasakan. Dari dulu hal-hal itu terus berubah.
Sinopsis Upacara Kehidupan
Di salah satu dunia tersebut, kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah 'upacara kehidupan'. Bayangkan, alih-alih dikubur atau dikremasi, jasad orang yang meninggal justru dimakan oleh orang-orang tercinta dalam sebuah ritual sakral. Kanibalisme bukanlah tabu, melainkan bentuk penghormatan tertinggi, sekaligus cara untuk mencari pasangan inseminasi dan melanjutkan kehidupan.
Namun, keganjilan "Upacara Kehidupan" tidak berhenti di situ. Murata dengan cerdik menjelajahi berbagai tema yang menantang norma dan etika, seperti:
- Daur ulang manusia: Nana, seorang wanita dengan keyakinan yang teguh, memandang tubuh manusia sebagai bahan baku terbaik untuk didaur ulang menjadi produk-produk berkualitas tinggi. Ia menganggap praktik ini sebagai bentuk kemajuan dan solusi atas masalah lingkungan.
- Pernikahan multi-persona: Haruka dihadapkan pada dilema memilih satu dari lima persona yang ia miliki untuk digunakan dalam upacara pernikahannya. Setiap persona memiliki karakteristik dan keinginan yang berbeda, menimbulkan pertanyaan tentang identitas dan kebebasan dalam memilih siapa diri kita.
- Keinginan akan 'kemanusiaan': Sanae merasa dirinya bukanlah makhluk hidup. Ia mengagumi manusia dan merindukan kemampuan mereka untuk merasakan emosi, membangun hubungan, dan mengalami kehidupan yang 'nyata'.
- Cinta dan seksualitas yang terkekang: Yoshiko, seorang nenek berusia 75 tahun, belum pernah berciuman sepanjang hidupnya. Pernikahannya yang tanpa cinta dan kehidupan seksual yang terkekang mencerminkan tekanan sosial dan ekspektasi yang membelenggu individu.
Melalui kisah-kisah yang penuh kejutan dan imaji yang vivid, Murata mengajak kita untuk merenungkan makna menjadi manusia, mempertanyakan nilai-nilai yang kita anggap benar, dan menjelajahi kedalaman psikologis karakter-karakternya yang unik. "Upacara Kehidupan" adalah sebuah bacaan yang menantang, menggelitik, dan tak terlupakan, yang akan membuat kita mempertanyakan kembali semua yang kita ketahui tentang dunia dan diri kita sendiri.
Ulasan Upacara Kehidupan
Sayaka Murata, penulis Jepang yang dikenal dengan karyanya yang eksentrik dan berani, kembali mengguncang dunia literasi dengan kumpulan cerita pendek berjudul "Upacara Kehidupan". Jika kamu mencari bacaan ringan dan menghibur, mungkin buku ini bukan untukmu. Tapi, jika kamu haus akan cerita yang menantang norma, menggelitik pikiran, dan sedikit 'menyeramkan', selamat datang di dunia Murata!
Yah, dunia adalah fatamorgana yang tampak nyata. Ilusi sesaat. Bagus kan, kalau kau menikmati ilusi yang hanya bisa dilihat sekarang?
Plot yang Menerjang Ekspektasi
Jangan harapkan alur cerita yang linear dan mudah ditebak dalam "Upacara Kehidupan". Murata dengan sengaja merancang plot yang berkelok-kelok, penuh kejutan, dan kadang-kadang terasa fragmentaris. Ia lebih tertarik untuk menjelajahi kedalaman psikologis karakter dan menantang persepsi pembaca tentang realitas daripada menyajikan alur cerita yang konvensional. Setiap cerita pendek dalam kumpulan ini menawarkan pengalaman membaca yang berbeda, dengan peristiwa-peristiwa yang tak terduga dan akhir cerita yang seringkali ambigu. Ketidakpastian dan misteri yang menyelimuti plot justru meningkatkan daya tarik "Upacara Kehidupan", mengajak pembaca untuk aktif berpikir dan menarik kesimpulan sendiri.
Salah satu contoh plot yang menarik adalah cerita tentang "Upacara Kehidupan" itu sendiri, di mana Murata menggambarkan ritual kanibalisme sebagai sebuah tradisi yang dihormati dan dianggap normal dalam masyarakat tersebut. Ia dengan detail menjelaskan prosesi upacara, persiapan jasad, hingga cara memakan daging manusia yang telah meninggal. Penggambaran yang vivid dan menyeramkan ini menciptakan atmosfer yang khas dan membuat pembaca merasa seolah-olah berada di tengah-tengah ritual tersebut.
Karakter-karakter yang Unik dan Menggugah
Kekuatan utama "Upacara Kehidupan" terletak pada karakter-karakternya yang unik, aneh, dan menarik. Murata mampu menciptakan individu-individu yang kompleks dan berlapis, dengan motivasi, keinginan, dan ketakutan mereka sendiri. Meskipun beberapa karakter mungkin terlihat eksentrik atau bahkan menjijikkan, Murata memberikan kedalaman psikologis yang cukup sehingga pembaca dapat memahami dan berempati dengan mereka.
Ambil contoh karakter Nana, seorang wanita yang dengan antusias mempromosikan daur ulang manusia sebagai solusi atas masalah lingkungan. Meskipun keyakinannya terkesan mengerikan, Murata juga mengungkapkan latar belakang dan motivasi Nana sehingga pembaca dapat memahami alasan di balik pandangannya yang ekstrem tersebut. Atau karakter Haruka, yang dihadapkan pada dilema memilih satu dari lima persona yang ia miliki untuk digunakan dalam upacara pernikahannya. Perjuangan Haruka dalam menemukan jati diri dan memenuhi ekspektasi sosial mencerminkan konflik internal yang dialami banyak orang dalam kehidupan nyata.
Deskripsi Narasi yang Tajam dan Memikat
Gaya narasi Murata dalam "Upacara Kehidupan" tajam, ringkas, dan penuh dengan imaji yang vivid. Ia menggunakan bahasa yang sederhana namun efektif untuk menciptakan atmosfer yang khas dalam setiap cerita. Deskripsi yang detail tentang lingkungan, suasana hati, dan penampilan fisik karakter membuat pembaca merasa seolah-olah berada di dalam dunia yang diciptakan oleh Murata. Ia juga pandai menggunakan teknik "show, don't tell" sehingga pembaca dapat merasakan emosi dan konflik yang dialami oleh karakter melalui tindakan dan dialog mereka, bukan melalui narasi yang eksplisit.
Misalnya, dalam cerita tentang Yoshiko, Murata tidak secara langsung mengatakan bahwa Yoshiko merasa terkekang dalam pernikahannya. Namun, ia menggambarkan rutinitas Yoshiko yang monoton, interaksinya yang dingin dengan suaminya, dan keinginannya yang terpendam untuk mengalami cinta dan keintiman. Melalui deskripsi yang halus namun kuat ini, Murata berhasil mengungkapkan perasaan frustrasi dan kesepian yang dialami oleh Yoshiko.
Dengan kekuatan dalam plot, karakter, dan deskripsi narasi, "Upacara Kehidupan" menawarkan pengalaman membaca yang mendalam dan berkesan. Murata berhasil menciptakan dunia yang aneh namun familiar, di mana kita dipaksa untuk mempertanyakan kembali persepsi kita tentang normalitas dan merenungkan makna menjadi manusia.
Bacaan Bagi Penggemar Cerita Eksentrik dan Menyeramkan
"Upacara Kehidupan" bukanlah bacaan ringan yang dapat dinikmati oleh semua orang. Namun, bagi mereka yang mencari tantangan intelektual dan emosional, yang haus akan cerita yang mengusik pikiran dan menantang norma, kumpulan cerita pendek karya Sayaka Murata ini adalah sebuah permata yang tak ternilai.
Dengan gaya penulisan yang unik, eksplorasi tema yang berani, dan karakter yang menarik, "Upacara Kehidupan" menawarkan pengalaman membaca yang tak terlupakan.
Buku ini cocok bagi para pecinta sastra Jepang, penggemar cerita yang eksentrik dan menyeramkan, serta siapapun yang ingin mempertanyakan kembali makna menjadi manusia dan menjelajahi kedalaman psikologi yang gelap dan kompleks. Bersiaplah untuk terguncang, tertawa, dan merenung setelah membaca "Upacara Kehidupan"!
Normal itu sejenis kegilaan, kan? Aku rasa, kegilaan yang diterima masyarakat itulah yang disebut normal.
Identitas Buku
- Judul: Upacara Kehidupan
- Judul Asli: Life Ceremony (生命式)
- Penulis: Sayaka Murata
- Penerjemah: Yenni Thirmailattu
- Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
- Terbit: Juli 2024
- Tebal: 240 hlm.
Posting Komentar