Review "Catching Fire": Katniss Everdeen Kembali ke Arena!

Bahkan jika kau berhasil lolos kali ini, mereka akan kembali beberapa bulan lagi untuk membawa kita semua ke Hunger Games berikutnya.

Review Catching Fire: Katniss Everdeen Kembali ke Arena!

Beli buku Catching Fire di Gramedia

Sinopsis Catching Fire

Katniss Everdeen dan Peeta Mellark, sang pemenang Hunger Games, kembali ke Distrik 12 dengan kemenangan yang getir. Kemenangan mereka yang seharusnya menjadi awal dari kehidupan baru justru menjadi awal dari mimpi buruk. Presiden Snow, sang penguasa Panem yang kejam, merasa terancam dengan keberanian Katniss yang menentang aturan Hunger Games. Ia khawatir aksi Katniss akan memicu pemberontakan di distrik-distrik lain yang selama ini tertindas.

Dalam upaya untuk meredam api pemberontakan, Presiden Snow memaksa Katniss untuk mengikuti Tur Kemenangan. Di tur ini, Katniss harus berpura-pura menjadi kekasih Peeta dan meyakinkan seluruh penduduk Panem bahwa tindakannya di Hunger Games dilandasi oleh cinta, bukan perlawanan. Namun, di balik aktingnya, Katniss menyimpan perasaan yang sesungguhnya untuk Gale, sahabatnya dari Distrik 12.

Di tengah tekanan dan ancaman dari Presiden Snow, Katniss harus berjuang untuk melindungi dirinya sendiri, keluarganya, dan orang-orang yang dicintainya. Ia terjebak dalam dilema antara cinta dan kesetiaan, antara kebenaran dan kebohongan.

Namun, semakin Katniss berusaha memadamkan api pemberontakan, semakin besar pula api itu berkobar. Tanpa disadari, Katniss telah menjadi simbol perlawanan bagi penduduk distrik yang tertindas.

Puncak konflik terjadi ketika Katniss dan Peeta harus kembali ke arena dalam Quarter Quell, sebuah Hunger Games khusus yang diadakan setiap 25 tahun sekali. Di Quarter Quell ini, aturannya lebih kejam dan tantangannya lebih berat. Katniss dan Peeta harus berjuang melawan peserta-peserta lain yang juga merupakan pemenang Hunger Games sebelumnya.

Catching Fire adalah sebuah kisah perjuangan, cinta, dan pengorbanan yang dikemas dengan apik dan menegangkan. Suzanne Collins berhasil menciptakan dunia dystopian yang terasa nyata dan relevan dengan isu-isu sosial dan politik di dunia nyata.

Ulasan Catching Fire

Bayangkan sebuah dunia di mana remaja dipaksa untuk bertarung sampai mati demi hiburan penduduk yang hidup mewah. Inilah dunia Catching Fire, novel kedua dalam trilogi The Hunger Games karya Suzanne Collins. Setelah berhasil memenangkan Hunger Games pertama, Katniss Everdeen dan Peeta Mellark kembali ke Distrik 12 dengan kemenangan yang pahit. Mereka mengira telah terbebas dari cengkeraman Capitol yang kejam, tetapi ternyata mereka salah. Presiden Snow, sang penguasa Panem, merasa terancam dengan keberanian Katniss yang menentang aturan Hunger Games. Ia khawatir aksi Katniss akan memicu pemberontakan di distrik-distrik lain yang selama ini tertindas.

Mereka akan membawa kita kemari untuk bertarung sampai mati demi hiburan buat mereka. Tapi sungguh, yang ini tak ada apa-apanya jika mau dibandingkan.

Plot Berkembang dengan Dinamis dan Penuh Kejutan 

Collins dengan piawai membangun ketegangan dan konflik yang membuat pembaca terus bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya. Dimulai dengan ancaman dari Presiden Snow, Catching Fire membawa Katniss dalam perjalanan emosional yang penuh lika-liku. Tur Kemenangan yang seharusnya menjadi perayaan kemenangan justru menjadi ajang manipulasi dan intrik politik. Konflik semakin memuncak ketika Katniss dan Peeta harus kembali ke arena dalam Quarter Quell, sebuah Hunger Games yang lebih mematikan dan penuh kejutan.

Karakter yang Lebih Detail

Karakter-karakter dalam Catching Fire digambarkan dengan detail dan mendalam. Katniss, sebagai tokoh utama, mengalami perkembangan karakter yang signifikan. Dia semakin dewasa dan berani dalam menghadapi tantangan dan ancaman. Peeta, Gale, Haymitch, dan karakter-karakter pendukung lainnya juga memiliki peran penting dalam membentuk dinamika cerita dan memberikan warna tersendiri dalam novel ini.

Deskripsi narasi dalam Catching Fire begitu hidup dan memikat. 

Collins menggunakan gaya bahasa yang lugas dan mudah dipahami, namun tetap kaya akan detail dan imajinasi. Pembaca seolah-olah diajak untuk merasakan langsung ketegangan, ketakutan, dan harapan yang dialami oleh Katniss dan karakter-karakter lainnya. Deskripsi tentang arena Hunger Games yang mematikan, keindahan alam liar, dan kemewahan Capitol digambarkan dengan begitu detail dan memukau.

Catching Fire adalah Novel yang Sulit untuk Dilepaskan

Ketegangan dan intrik politiknya membuat saya terus membalik halaman demi halaman, penasaran dengan nasib Katniss dan masa depan Panem. Collins dengan cerdas menjalin kisah cinta, pengorbanan, dan perjuangan melawan penindasan dalam sebuah narasi yang mendebarkan.

"Catching Fire" adalah bacaan yang wajib bagi para penggemar "The Hunger Games" dan mereka yang menyukai novel dystopian yang penuh aksi, intrik, dan pertanyaan moral yang menggugah pikiran.

"Catching Fire" adalah sebuah novel yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenungkan isu-isu penting seperti penindasan, pemberontakan, dan perjuangan untuk kebebasan.

Kau tidak menyakiti siapa pun—kau memberi mereka kesempatan. Mereka hanya perlu cukup berani untuk mengambilnya

Identitas Buku

  • Judul: Tersulut
  • Judul Asli: Catching Fire
  • Seri: The Hunger Games #2
  • Penulis: Suzanne Collins
  • Penerjemah: Hetih Rusli
  • Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
  • Terbit: Maret 2020
  • Tebal: 424 halaman 

Posting Komentar

Hai, terimakasih telah berkunjung. Silakan berkomentar yang sopan.